Perjalanan kali ini tidak sendiri lagi, ada suami yang
menemani....
Pagi ini pesawat kami menuju Sorong. Siluet matahari terbit
terlihat indah di atas awan. Jingga bercahaya di atas gumpalan awan- awan putih
yang berarak. Tak lama kemudian terlihat pulau- pulau kecil di bawah sana. Kemudian
menyusul deretan kapal- kapal di pelabuhan yang tampak dari atas. Here we are... selamat datang di kota
Sorong.
Sorong adalah salah satu kota di Papua yang berkembang
sangat pesat. Kota ini ramai dan sudah banyak bangunan. Akan tetapi masih
banyak pula lahan kosong, tidak seperti di Jawa yang sudah padat penduduk.
Penduduk kota Sorong terdiri dari berbagai macam suku. Di sini pendatang dari
Jawa, Bugis, dan daerah lain cukup banyak. Jadi mudah bagi kita menemui orang
sekampung atau sepulau, tidak hanya warga Papua asli saja yang ditemui.
Masalahnya di sini adalah harga- harga berbagai macam
kebutuhan yang melonjak tinggi, jauh dari harga di Jogja. Contohnya saja kalau
membeli nasi bungkus harganya berkisar Rp 15.000,- hingga Rp 25.000,-. Untuk
berbagai macam barang, rata- rata harga- harga yang tinggi adalah barang yang
didatangkan dari Jawa. Maklum saja, biaya pengirimannya pasti mahal toh...
Kami tinggal di Sorong selama sebulan sebelum berangkat ke tempat tugas di Raja Ampat. cukuplah untuk tahu dan mengenal Sorong lebih dekat. Sorong adalah jembatan penghubung antara tempat tugas kami dengan kampung halaman di Jawa, maka wajib bagi kami mengetahui Sorong karena Sorong adalah tempat transit perjalanan berangkat ataupun perjalanan pulang kami.
Kami tinggal di Sorong selama sebulan sebelum berangkat ke tempat tugas di Raja Ampat. cukuplah untuk tahu dan mengenal Sorong lebih dekat. Sorong adalah jembatan penghubung antara tempat tugas kami dengan kampung halaman di Jawa, maka wajib bagi kami mengetahui Sorong karena Sorong adalah tempat transit perjalanan berangkat ataupun perjalanan pulang kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar