Polosnya Anak- anak


Pagi ini, segerombol anak TK bermain- main di sela waktu istirahat mereka. Di sebuah sekolah taman kanak- kanak yang sangat sederhana. Tidak ada ayunan, prosotan, jungkat- jungkit dan yang lainnya. Sebuah TK yang terletak di sisi sebuah gereja di Pora.
Ketika istirahat tiba, dua orang guru SMP melewati depan gereja dan anak- anak TK meledek dan mengganggu dengan manjanya. Mereka mencari- cari perhatian. Namun, mereka menggunakan kata- kata kasar untuk meledek dua guru tersebut. Dua guru hanya diam dan tidak bereaksi.
Ketika lewat kembali, anak- anak TK kembali meledek. Kali ini, dua guru gemas dan mengejar anak- anak TK hingga mereka lari ketakutan dan menuju guru TK mereka. Sesampainya di hadapan sang guru, mereka bercerita. Guru pun meminta mereka untuk pergi ke SMP dan memita maaf.
Anak- anak TK, dengan polosnya dan dengan menurutnya mereka datang ke SMP. Sebuah tempat yang cukup mengerikan bagi anak TK yang merasa bersalah. Mendatangi tempat yang berisi orang- orang yang jauh lebih tua dan lebih besar darinya. Orang- orang yang tentunya dapat memaki dan memarahi mereka hingga habislah nyalinya. Namun mereka berani memasuki gerbang SMP. Mereka datang, berjalan dengan malu dan takut. Pelan, diantara ragu yang menjulang.  Namun mereka tetap melangkah maju, perlahan tapi pasti.
Di depan ruang guru, langkah mereka terhenti. Mereka menyiapkan kata yang akan diucapkan. Ketakutan mereka menggunung, terlihat dari wajahnya yang pucat. Mereka tetap berdiri di depan pintu, cukup lama. Hingga seorang anak SMP mendatangi mereka dan menanyakan maksud kedatangannya. Akan tetapi, mereka tak bersuara, tenggorokannya seperti tercekat oleh ketakutan. Hingga beberapa guru datang dan bertanya, mereka tetap diam, belum mampu bersuara.
Pada saat seorang dari guru SMP yang diledeknya datang dengan senyuman dan meminta mereka masuk, mereka menurut. Mereka berdiri mendekati dua guru yang diledeknya. Masih takut dan tak bergeming. Dengan sabar dan pelan seorang guru menanyakan maksud kedatangan mereka. Merekapun mengaku. Mereka diminta guru TK untuk meminta maaf. Maka seorang guru SMP mentatih mereka untuk berbicara dan mereka mengikuti setiap ucapan guru tersebut.
Mereka datang, meminta maaf untuk kesalahan yang mereka perbuat. Sangat baik bukan? Untuk anak sekelas TK, mereka berjiwa ksatria. Berani meminta maaf dan mengakui kesalahan meski mereka tahu akibat yang akan diterimanya. Luar biasa bukan?
Jika mereka bisa, kenapa kita tidak? Kawan, jika punya kesalahan, mintalah maaf sebelum terlambat. Entah kapan ajal pasti akan menjemput kita. Hadapi dan lawanlah rasa takutmu untuk meminta maaf. Belajarlah bertanggung jawab dari anak- anak TK itu. maaf yah, kalau saya punya salah... 

2 komentar:

  1. Terkadang mnusia lebih dikuasai oleh perasaan gengsi Dan tak ingin dianggap remeh karena meminta maf dluan.

    Jika setiap org memiliki pemikiran yg sama,akn jd apakh dunia ini dipenuhi olh keegoisan.
    Sukakah kita meliht pra setan menertawakan kita?
    Anak keclpun berani tuk mengakui kesalahan kenp kita yg ingin dianggap lebih dewsa dr mereka tidk bisa melakukan yg BahkaN lbh dr merk?

    BalasHapus
  2. like your comment, betul de... sepakat,..smg qt bisa lebih dewasa.,

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.