Pernikahan, adalah satu jenjang
kehidupan yang kita idam- idamkan. Apalagi ketika telah menapaki usia-usia
matang. Sepertinya melihat kawan- kawan yang sudah menikah, kehidupan mereka
menyenangkan, bahagia, penuh suka cita. Namun, sebenarnya kesenangan, kebahagiaan,
dan kesuka citaan itu didapatkan dari perjuangan. Perjuangan menghadapi segala
dilema dan problematika dalam rumah tangga.
Pernikahan memang indah. Namun,
dibalik keindahan itu, dibalik kekhidmatan ijab qabul, dibalik kemewahan pesta,
kita akan mengalami kehidupan yang sebenarnya. Setelah menikah, kita akan
menghadapi berbagai masalah yang menguji kedewasaan kita. Bagaimana kita
menghadapinya dengan pribadi kita sendiri, sebagai seorang istri/suami, sebagai
seorang pengambil keputusan bertindak.
Saat satu masalah datang, akan
sangat baik jika kita menyelesaikannya dengan pasangan kita secepatnya. Jika
tidak, jangan heran jika masalah- masalah lain akan bermunculan seolah beranak
pinak dari satu permasalahan semula. Maka, di situlah peran kita diuji. Kita
duduk bersama menyelesaikan masalah bersama pasangan. Belum ada siapapun
terlibat dalam penyelesaian. Disitulah kedewasaan kita dituntut untuk muncul
dalam menyelesaikan masalah. Tidak mungkin kita akan menghubungi orang tua atau
kawan terdekat. Masalah keluarga adalah rahasia keluarga. Jangan biarkan
siapapun tahu masalah kita sebelum mengkomunikasikan dengan pasangan tercinta.
Karena kita sudah berkeluarga, sudah berumah tangga. Itulah perbedaan nyata dan
pasti yang harus kita sadari.
Masalah demi masalah akan datang
satu persatu atau bahkan bersamaan. Kekuatan cinta akan diuji dalam
permasalahan yang datang. Kepercayaan, kedewasaan, dan komitmen. Itulah kenapa,
saya katakan kebahagiaan datang dengan perjuangan. Dan salah satu faktor
penguat kita dalam menyelesaikan masalah yang paling ampuh adalah keyakinan dan
pengetahuan agama, jika kita mengerti dan memahami agama, kita akan tahu baik
buruk, kita akan tahu batas- batas perilaku kita, kita akan tahu solusi terbaik
segala permasalahan kita. Agama adalah kuncinya. Kuatkan iman, perdalam ilmu,
insyaAllah semua akan baik- baik saja.
Dan jangan lupakan cinta.
Kecintaan kita pada suami/istri akan dapat meluruhkan emosi, meluruhkan ego,
dan meluruhkan benci. Dengan cinta, batin sepasang suami istri akan sangat kuat
dan saling mengerti.
Teruntuk suamiku, terimakasih
menjadi imam yang baik, imam yang kucinta, imam kebanggaanku.
Kau selalu tahu kebutuhanku meski tak kuungkapkan
Kau selalu mengerti keadaanku meski tak kubilang
Kau selalu melindungiku meski tak kuminta
Kau selalu menasehatiku tepat dengan kondisiku
Kau selalu ada di sampingku, fisik maupun batin
Kau adalah belahan jiwaku
Suamiku
I love you
Tidak ada komentar:
Posting Komentar